Berita

Bisnis Media Cetak Masih Prospektif, Syaratnya Bersinergi Media Digital

Admin 05 Feb 2020

Kota Yogyakarta - Bisnis media cetak dipandang masih memiliki segmentasi pasar tersendiri di era revolusi industri 4.0. Meskipun banyak surat kabar yang bertumbangan dalam satu dekade terakhir, manakala perusahaan media cetak bisa digarap dengan penuh kreativitas dan disinergikan dengan media digital (media online maupun media sosial), akan mampu bertahan di tengah senjakala bisnis media cetak.

Untuk menimba ilmu dari para jagoan pengelola bisnis media cetak, Program Studi S1 Ilmu Komunikasi STIKOM Yogyakarta mengadakan kuliah lapangan pada Jumat, 10 Januari 2020. Kuliah dan riset lapangan ini diikuti belasan mahasiswa Prodi S1 Ilmu Komunikasi STIKOM Yogyakarta. Turut mendampingi kegiatan tersebut yakni: Supadiyanto, M.I.Kom. selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komunikasi STIKOM Yogyakarta dan DR (Cand.) Ahmad Muntaha, M.Si. dosen tetap Program Studi S1 Ilmu Komunikasi STIKOM Yogyakarta.

Menurut Nugroho "Popon" Nurcahyo, Redaktur Pelaksana Harian Jogja yang mewakili Pemimpin Redaksi Harian Jogja mengungkap bahwa keberhasilan Harian Jogja tetap bisa bertahan hidup dalam bisnis media cetak karena kemampuannya dalam menyinergikan berbagai konten yang dimiliki. "Rasa keingintahuan yang tinggi dimiliki oleh setiap manusia, harus dijawab dengan cepat dan tepat melalui penyajian berita yang komprehensif," ungkapnya. 

Dalam kesempatan tersebut, para mahasiswa melontarkan banyak pertanyaan yang ditujukan kepada Redaktur Pelaksana Harian Jogja. Salah satu mahasiswa bernama Awallenium Jatra R. menanyakan bagaimana upaya yang dilakukan oleh redaksi untuk menjaga nilai beritanya tetap independen, kredibel, dan tidak memihak?

Sementara Supadiyanto yang pernah menjadikan Harian Jogja sebagai bahan tesis S2-nya, menyatakan apresiasi atas kontribusi Harian Jogja sebagai salah satu identitas media lokal di Yogyakarta. Memang pelanggan dan pembaca surat kabar terus-menerus turun dewasa ini. Namun kreativitas anak-anak muda di Harian Jogja dalam menggaet pembaca dan merebut perhatian pengiklan dengan berbagai strategi redaksional dan strategi korporasional menjadikan Harian Jogja tetap bertahan hidup.

Ahmad Muntaha menegaskan manajemen bisnis media cetak menjadi seni tinggi dalam mengelola bisnis media cetak. Maraknya media yang menyebarkan berita bohong, harus dilawan dengan pembaca yang kritis. Anak-anak muda zaman sekarang jangan sampai kehilangan dalam memiliki tradisi membaca, untuk itu pembaca harus lebih cerdas.

Kegiatan diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan dan foto bersama. Kenang-kenangan berupa vandel STIKOM Yogyakarta dan buku berjudul: Masa Depan Indonesia Bangkit atau Bangkrut! salah satu karya dosen tetap Prodi S1 Ilmu Komunikasi STIKOM Yogyakarta. (Espede)

Baca juga: https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/01/10/510/1029086/mahasiswa-ilmu-komstikom-kunjungi-kantor-harian-jogja

 

© Copyright Stikom Yogyakarta 2019